Resna Cooking Story: Beristirahat Sejenak Di Obyek Wisata Budaya Ciung Wanara Karang Kamulyan Kabupaten Ciamis

Sunday, August 20, 2017

Beristirahat Sejenak Di Obyek Wisata Budaya Ciung Wanara Karang Kamulyan Kabupaten Ciamis

Oleh : Resna Nata
     Kabupaten Ciamis termasuk wilayah yang beruntung karena dilalui jalur utama lalu lintas antar kota bahkan antar propinsi.  Dan di jalur ini ada beberapa tempat melabeli diri dengan nama 'rest area', baik yang dikelola swasta maupun Pemerintah.

     Salah satu tempat yang dijadikan rest area dan dikelola oleh Pemerintah Daerah Ciamis adalah Objek Wisata Budaya Ciung Wanara yang berlokasi di Desa Karang Kamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.  Labelnya memang bukan sekedar rest area melainkan objek wisata budaya.

     Objek wisata Ciung Wanara ini memiliki multifungsi, selain menjadi rest area juga berfungsi sebagai hutan kota dan tentu saja objek wisata budaya.

     Letak rest area adalah di bagian depan (halaman).  Dari luar pagar sebelum masuk sudah banyak terdapat kios kios yang menyediakan beragam makanan.  Di dalam rest area juga banyak terdapat kios dan gerobak penyedia beragam makanan.  Yang menjadi menu khas rest area ini adalah aneka pepes seperti ayam dan berbagai jenis ikan, disajikan lengkap dengan nasi timbel dan sambal lalap.  Sedangkan untuk pelepas dahaga tersedia kelapa muda dan aneka minuman kemasan.

     Di tempat istirahat ini selain terdapat area parkir yang cukup luas juga terdapat tiolet dan mesjid.   Memasuki bagian rest area ini kita tidak dikenai biaya.  Namun jika ingin memanfaatkan fasilitas lain yang ada di tempat ini yakni berwisata mengenal peninggalan sejarah dan budaya, kita harus melewati pintu masuk dan membayar tiket tanda masuk.  Di dalam area wisata kita akan melihat beberapa peninggalan bersejarah seperti sisa sisa jalan kuno peninggalan zaman zaman kerajaan dulu.  Atau susunan bebatuan yang erat kaitannya dengan legenda Ciung Wanara.

     Yang membuat kurang nyaman di sini adalah keberadaan monyet monyet yang 'berani' mendekati pengunjung.  Keberanian satwa ini tercetus katanya karena kebiasaan pengunjung memberikan makanan pada satwa - satwa ini.

     Sebelum memasuki objek wisata ini sebaiknya kita juga membekali diri dengan mengoleskan lotion anti nyamuk, karena di tengah rimbun pepohonan yang besar - besar terdapat nyamuk beterbangan.  Di sini banyak terdapat pohon - pohon yang mulai jarang di jumpai.  Pohon - pohon yang jarang ditanam (karena komersialisasi lahan, kebanyakan masyarakat hanya mengisi lahan dengan pohon - pohon yang laku dijual untuk keperluan industri).

     Objek wisata ini bisa dimanfaatkan untuk mempelajari beberapa hal sekaligus, selain peninggalan bersejarahnya yang bisa menggugah kita untuk mempelajari rangkaian cerita sejarah masa lalu.juga sekaligus mengenal beragam pepohonan yang mungkin sudah mulai langka.  Pohon - pohon ini dilabeli sesuai namanya.

     Jika tidak ingin menjelajahi area objek wisata secara keseluruhan dan hanya ingin memanfaatkan rest areanya saja (bagian depan) kita bisa menikmati istirahat sejenak dalam suasana yang sejuk di bawah kerimbunan pohon - pohonan di halaman depan secara gratis (namun tentu saja mengeluarkan uang untuk membeli aneka makanan yang tersedia di tempat ini hehe...).

     Makanan yang tersedia di tempat ini (sayangnya) tidak terlalu banyak variasinya bahkan nyaris sama di tiap kios yakni aneka pepes.  Saya tidak tahu penyebab penjual makanan di tempat ini tidak menyediakan makanan yang lebih variatif.  Mungkin karena permintaan untuk jenis makanan lain kurang atau jangan - jangan karena pedagang disini belum memaksimalkan kreatifitasnya.  Padahal dengan posisinya yang strategis, terletak di pinggir jalan nasional yang dilalui lalu lintas antar kota antar propinsi, potensi untuk dikembangkan (menjadi juga) sebagai tempat berwisata kuliner juga terbuka luas.

     Dulu di bagian halaman depan objek wisata ini (bagian rest area) di depan gong perdamaian bahkan terdapat kolam berisi ikan mas/koi yang besar - besar dan banyak.  Beberapa kali saya dan keluarga mampir saat tiba waktu sholat untuk sholat di sini.  Waktu itu anak saya yang masih kecil, saya dan suami bisa bergantian menunaikan ibadah dan menemani putri saya melihat ikan.  Saat itu disediakan kotak berisi pakan yang dikemas dalam plastik kecil - kecil, kita bisa mengambilnya dan menggantinya dengan harga seribu rupiah (dimasukkan ke dalam kotak yang sama).  Anak saya (dan anak - anak lainnya) suka melihat ikan berebut pakan yang dilempar ke dalam kolam.  Saya tidak tahu alasan fasilitas penunjang ini ditiadakan.  Padahal ini adalah salah satu faktor penarik orang (setidaknya saya dan keluarga hehe...) mampir ke tempat ini.  Dan jika sudah mampir, kami setidaknya menikmati sebotol minuman atau kelapa muda yang dijual di tempat ini.

     Terlepas dari potensinya yang belum berkembang secara maksimal, bagi local traveller yang sedang
menempuh perjalanan jauh dan mulai merasa penat, lelah atau mengantuk, objek wisata ini bisa dimanfaatkan untuk beristirahat sejenak.  Dengan memarkir kendaraan di bawah pepohonan yang rimbun, kita bisa take a nap (tidur sebentar) sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

No comments:

Post a Comment