Resna Cooking Story: Mengenal Suguhan Sederhana Khas Pedesaan di Jawa Barat 2 : Seupan (Kukus) dan Kulub (Rebus) Kacang Tanah, Kacang Banten, Pisang, Urab Singkong Dan Urab Talas

Tuesday, March 28, 2017

Mengenal Suguhan Sederhana Khas Pedesaan di Jawa Barat 2 : Seupan (Kukus) dan Kulub (Rebus) Kacang Tanah, Kacang Banten, Pisang, Urab Singkong Dan Urab Talas

Oleh : Resna Nata

     Melanjutkan posting tentang seupan dan kulub umbi - umbian pada posting sebelumnya.

     Saya akan melanjutnya cerita tentang suguhan sederhana khas pedesaan Parahyangan ini dengan jenis bahan makanan lain yakni Kacang Tanah (Suuk), Kacang Banten, Pisang (Cau) dan sedikit variasi olahan pada umbi - umbian yang pernah tersaji pada posting sebelumnya, yakni menyajikan singkong dan talas dalam bentuk urab.

     Berikut adalah lanjutan cerita tentang sajian khas pedesaan tanah Pasundan.

5.  Kulub (Rebus)/Seupan (Kukus) Suuk (Kacang Tanah)

Kacang tanah yang digunakan dalam suguhan ini adalah kacang tanah mentah yang masih terbungkus kulit.  Saya mendapkan kacang tanah berkulit yang masih mentah ini (juga kacang Banten yang akan saya tampilkan pada poin berikutnya) di Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya.

Sebenarnya rasa kacang tanah empuk terbaik bisa didapat jika kita mengolah kacang tanah berkulit ini dengan melalui proses pengukusan.  Kacang tanah kukus terasa pulen dan kering.  Namun proses pengukusan ini memerlukan waktu lebih banyakdan sulit mengontrol air dalam dandang pengukus mengingat bagian bawah dandang (langseng) yang berisi air milik saya lebih pendek dibanding bagian yang berisi bahan makanan..

Biasanya kacang tanah belum dikupas yang terdapat di pasar dalam kondisi kotor tertempeli tanah.  Untuk membersihkan kulit kacang, terlebih dahulu kacang direndam air dalam ember atau baskom untuk melunakkan tanah yang menempel.  Rendam kurang lebih satu jam.  Tanah yang tidak terlarut dalam air perendam dihilangkan dengan menggunakan menggosok - gosokan kacang diantara kedua telapak tangan.

Karena saya menginginkan kacang dengan rasa sedikit asin dengan aroma bawang putih maka saya menggunakan proses pematangan dengan cara perebusan.  Garam dan bawang putih dimasukkan ke dalam rebusan kacang setelah kacang empuk (memasukkan bahan lain sebelum kacang empuk dikhawatirkan mengganggu proses pengempukan kacang).  Biarkan beberapa saat hingga garam dan bawang putih meresap.  Setelah ditiriskan kacang dapat disajikan.

6.  Kulub (Rebus)/Seupan (Kukus) Kacang Banten

Saya masih belum mengetahui persis mengapa di daerah Priangan Timur kacang ini dinamakan Kacang Banten.  Kacang ini berbentuk bulat dengan kulit luar kacang berwarna putih sedangkan kulit ari pembungkus (dalam) kacang berwarna ungu.  Seperti halnya suuk (kacang tanah), kacang ini bisa dimasak dengan cara direbus atau dikukus.

Proses pengolahan Kacang Banten ini sama dengan Kacang Tanah.  Pertama - tama dibersihkan dengan cara yang sama dengan kacang tanah kulit, selanjutnya dikukus atau direbus.  Dan rasa terbaiknya didapat dengan cara dikukus.  Hanya saja selain memerlukan waktu lama juga tidak tidak memungkinkan kacang mendapat penambahan rasa yang asin.

7.  Seupan Cau (Pisang Kukus)

Kali ini saya menyajikan pisang kukus berbahan pisang tanduk yang di Jawa Barat disebut Cau Bagja.  Menurut saya rasa pisang kukus terbaik didapat pada saat pisang baru menginjak matang sempurna dengan warna kulit luar masih menyisakan sedikit semburat tipis hijau.  Pisang - pisang yang memerlukan pengolahan memiliki sedikit perbedaan tekstur pada saat dikukus.  Pisang tanduk memiliki tekstur 'cakial' (empuk sedikit kenyal) dengan rasa yang manis. jika dikukus pada kondisi baru matang.  Demikian pula jenis pisang kepok 'kepes' yang memiliki daging buah yang berwarna kuning.  Menurut saya dua jenis pisang itu yang memiliki tekstur dan rasa terbaik untuk dikukus (dengan catatan dalam kondisi baru menginjak matang).  Pisang lain ada yang lebih cocok digoreng atau dibuat kolak.  Next time saya ingin membuat posting khusus tentang jenis - jenis pisang dan pengolahan terbaik untuk masing - masing jenis pisang tersebut.

8.  Urab Sampeu (Urab Singkong)

Kendati disebut urab, sebenarnya tidak ada penambahan bumbu apapun ke dalam kelapa parut yang dibubuhkan pada singkong kecuali garam.  Singkong yang dibuat urab terlebih dahulu dikupas dan dipotong ukuran sekali suap sebelum dikukus.  Dan supaya tidak cepat basi, kelapa parut yang akan ditambahkan pada singkong dibubuhi garam dan dimasukkan ke dalam kukusan pada saat singkongnya sudah setengah matang.

9.  Urab Taleus (Urab Talas)

Seperti halnya singkong yang dapat disuguhkan dengan kelapa parut, demikian pula halnya talas.  Urab taleus juga disajikan dengan cara dipotong - potong setelah dikupas.  Dan talas yang enak untuk dikukus atau dibuat urab taleus sebenarnya adalah jenis talas bogor dan talas ketan karena teksturnya yang 'pulen' atau 'cakial'.  Tapi karena yang tersedia di pasar, yang saya buat disini adalah talas godang yang agak keras.

     Sebenarnya selain jenis umbi - umbian, kacang - kacangan dan pisang,  Ibu saya pernah bercerita di masa kecilnya dulu, di sekitar terminal Banjarsari (Ciamis) lama yang saat ini sudah berubah fungsi menjadi alun - alun Banjarsari, banyak yang menjajakan Urab Jengkol, sajian jengkol dengan kelapa seperti urab sampeu dan urab taleus.  Tapi sekarang Jengkol di wilayah Priangan lebih banyak dijadikan lauk teman nasi dengan aneka kreasi bumbu.  Di pedesaan sekalipun rasanya tak pernah saya mendapatkan suguhan urab jengkol.

     Selain jenis - jenis makanan yang sajikan dalam posting kali ini, masih ada makanan lain yang biasa disajikan sebagai suguhan sederhana kulub dan seupan khas pedesaan, seperti jagung, kacang sisil (kacang kedelai yang disajikan lengkap dengan kulit dan batangnya) dan lainnya yang belum sempat ter explore kali ini.  Mudah - mudahan saya bisa menyajikannya lain waktu...

No comments:

Post a Comment