Resna Cooking Story: Sajian Hari Raya Idul Adha : Resep dan Cara Membuat Sate Maranggi Khas Purwakarta

Thursday, October 19, 2017

Sajian Hari Raya Idul Adha : Resep dan Cara Membuat Sate Maranggi Khas Purwakarta

Oleh : Resna Nata
     Biasanya jika ada perbincangan di kalangan ibu - ibu tentang daging sapi pembagian qurban saat hari raya Idul Adha, selalu dilengkapi dengan penilaian tentang daging yang didapatkan.  Komentar yang paling sering didengar adalah kualitas daging yang tidak sama dengan daging yang didapat dengan cara dibeli di pasar baik pasar modern yang biasanya didominasi daging import maupun pasar tradisional yang umumnya mengklaim daging sapi jualannya sebagai daging sapi produksi lokal.  Penilaian yang banyak diberikan oleh ibu - ibu adalah rasa daging sapi kurban yang katanya sering terasa hambar (tidak juicy) dan aromanya tidak wangi.

     Kalau dugaan saya, mungkin karena daging sapi kurban bukan ditangani oleh orang yang rutinitasnya setiap saat mengurus daging sapi.  Sehingga karena kurangnya pengalaman, penanganannya menjadi tidak sesempurna orang - orang yang profesi sehari - harinya memang menangani daging sapi.

     Kebiasaan kebanyakan orang disekeliling saya dalam merayakan hari raya Idul Adha, daging dari sapi yang baru saja disembelih banyak diolah dijadikan sate, setiap rumah membakar sate.

     Idul Adha 1438 Hijriah, kami sekeluarga memutuskan merayakan di kampung halaman ibu saya di Ciamis Selatan, daerah yang dulunya termasuk kecamatan Banjarsari namun kini termasuk dalam kecamatan baru hasil pemekaran yakni kecamatan Banjar Anyar.

     Tumben, kali ini daging sapi yang kami dapat terasa juicy dan wangi.

     Dari awal kami memang sudah berencana membuat sate.  Dan Kami memilih mengolah sate dengan bumbu Maranggi.  Untuk referensi rasa, saya sudah cukup sering menikmati rasa sate maranggi yang terkenal di Kota Tasikmalaya.  Dari rasa tersebut saya mencoba membuat bumbu maranggi untuk sajian kali ini.

     Dengan bumbu maranggi, sate tidak perlu dibari sambal ataupun saus tambahan lain.  Tidak perlu menyiapkan saus kacang ataupun sambal kecap.  Karena bumbu maranggi membuat daging sate memiliki rasa yang lengkap, asin, manis dan seulas tipis rasa asam dan jika mau bisa langsung dibuat pedas.  

     Tahun - tahun yang lampau, saya biasanya mengempukkan daging mentah yang akan dibuat sate dengan daun pepaya.  Tidak terlalu  berhasil.  Jika daging dibungkus daun pepaya, hasilnya daging tidak seempuk yang diharapkan.  yang lebih parah pernah mencoba memeras tumbukan daun pepaya untuk dimasukkan ke dalam daging, hasilnya meski dicuci berkali - kali, rasa pahitnya tetap melekat di dalam daging.

     Kali ini saya mencoba browsing sebanyak mungkin tips dan trik membuat sate yang empuk.  Dan saya menemukan informasi bahwa yang bisa mengempukkan daging selain daun pepaya adalah daging buah nanas.  Saya bahkan membaca bahwa gula merah dan asam jawa bisa turut mengempukkan daging.

     Berarti klop sudah, saya ingin membuat sate dengan bumbu ala Sunda dan bahan pengempuk dagingnya bahkan sudah ada dalam bumbu yang digunakan.

     Karena saya fikir jika yang diambil adalah sari nanasnya maka bumbunya akan berair banyak dan terbuang, maka saya memutuskan nanasnya akan dipotong kecil - kecil.  Tokh, nanti ketika dirangkai di dalam tsusukan sate, nanas akan tersisihkan dengan sendirinya.

     Saya hanya sempat memarinasi dagingnya kurang dari setengah jam, namun  bumbu sudah cukup meresap ke dalam daging dan daging sudah cukup empuk (maklum satenya sudah ditongkrongin anak - anak yang sudah tidak sabar ingin segera mencicipi hehe...).  Saya rasa dibutuhkan sedikit waktu lagi untuk membuat bumbunya meresap secara sempurna.

     Tapi saya sudah cukup puas dengan hasil, baik rasa maupun penampilannya.

     O,ya biasanya saya menggunakan bahan olesan dengan campuran kecap dan margarin.  tapi campuran ini akan membuat sate dipenuhi bintik - bintik bekuan margarin pada saat sate tidak lagi hangat sehingga mengurangi keindahan penampilan sate belum lagi rasa margarin (beku) akan terasa mengurangi kelezatan sate. Jadi kali ini, saya menggunakan campuran kecap dan minyak sayur, sehingga saat sate dingin tetap cair dan tidak membeku seperti margarin.

     Selain itu untuk menghasilkan aroma yang maksimal saya membakar sate menggunakan arang batok kelapa.  Sedangkan untuk minyak bakarnya saya menggunakan jelantah (minyak sayur yang telah digunakan untuk menggoreng).

     Resep dan cara membuat sate maranggi yang saya sajikan saat Idul Adha adalah sebagai berikut :

Bahan : 
1 kilogram daging sapi, potong ukuran kurang lebih 1 x 1 x 2 cm
150 gram nenas, potong - potong kasar
Tusuk sate secukupnya

Bumbu Halus :
10 butir bawang merah, kupas
4 siung bawang putih, kupas
1 sendok makan ketumbar
100 gram gula aren
3/4 sendok makan garam
2 mata asam jawa

Bumbu Oles :
70 ml kecap (saya pake Bango)
50 ml minyak sayur

Cara Membuat :
1.  Campurkan potongan daging, potongan nanas dan bumbu halus.  Diamkan beberapa saat.
2.  Siapkan tusuk sate, isi dengan 5 potongan daging.
3.  Siapkan pembakaran, bakar sate setengah matang terlebih dahulu, lalu oles dengan bumbu oles, bakar kembali hingga matang.
4.  Sate siap disajikan. 

No comments:

Post a Comment